Eine Alpensinfonie (Sebuah Simfoni Alpen)

Hali hallo! Assalammualaikum wr. wb

Musik klasik, yaa kali ini kita akan membahas tentang musik klasik.. Mozart? Beethoven? Bach?..... Bukaan.. Kali ini adalah Richard Strauss. Bagi kalian pecinta musik klasik (bukan sekedar penikmat Musik  piano Chopin atau Für Elise), mungkin kalian pernah dengar nama Richard Strauss, komposer berkebangsaan Jerman era romantik. 

Okee sekilas tentang penciptanya Richard Strauss 


Richard Strauss
wikipedia



Alpensinfonie/ Simfoni Alpen, adalah tone poem(sejenis Musik klasik bukan simfoni) yang mengisahkan perjalanan 11 jam mendaki Alpen dari 'Nacht' (malam) sampai 'Nacht'. Bagi kalian yang sering ndengerin lagunya Mozart, mungkin kalian nggak akan terlalu suka sama lagu ini karena lagu ini 'Hard Listening' daripada lagunya Mozart yang 'Eazy Listening' saya juga sampai 3× nyari aransemen yang pas baru bisa nikmati Lagu ini. Dan Lagu ini juga melibatkan sekitar  117 musisi dan 132 instrumen(beberapa musisi memainkan 2 instrumen sekaligus). Instrumen terdiri dari biola, flute, trumpet, klarinet bahkan organ pipa (organ gereja).

Hr- Sinfonieorchester menampilkan eine Alpensinfonie dan beberapa instrumen yang unik seperti Stormmachine dan Windmachine serta lonceng sapi. 

screenshots dari google
screenshots dari Hr Sinfonie Orchester

Stormmachine (kiri) windmachine (tengah, yang ada putih2nya), digunain pas bagian ke 19 sekitar menit 40-an dan (Lonceng sapi) digunakan pas bagian auf der Alm, sekitar menit ke 17-an.


Simfoni Alpen memiliki 22 bagian lagu : 


  1. Nacht (malam)
  2. Sonnenaufgang (Sunrise) 
  3. Der Anstieg (memulai pendakian) 
  4. Eintritt in den Wald (masuk ke hutan) 
  5. Wanderung neben dem Bach (berjalan melewati sungai)
  6. Am Wascherfall (sampai di air terjun) 
  7. Erscheinung (penampakan)
  8. Auf Blumigen Wiesen (di padang rumput berbunga) 
  9. Auf der Alm (di peternakan Alpen) 
  10. Durch Dickicht auf und gestrüpp irrwegen (melalui semak belukar dan salah jalan) 
  11. Auf dem Gletscher (di Gletser)
  12. Gefahrvolle Augenblicke (momen berbahaya) 
  13. Auf dem Gipfel (sampai di puncak )
  14. Vision (melihat  dari puncak) 
  15. Nebel steigen auf (cuaca berkabut) 
  16. Die Sonne verdüstert sich allmählich (matahari menjadi gelap/ mendung) 
  17. Elegie (Elegi)
  18. Stille vor dem Sturm (tenang sebelum badai) 
  19. Gewitter und Sturm, Abstieg (Gledek dan badai turun) 
  20. Sonnenuntergang (Sunset)
  21. Ausklang (tenang, kek Flashback pas di puncak)
  22. Nacht (malam)


Kurang lebih itu sih bagianya. Dilihat dari namanya, jelas bahwa menggambarkan orang lagi menndaki gunung. Openingnya dimulai dengan suasana sepi (namanya juga malam :v), dan nada yang rendah dan pelan dari beberapa instrumen ex. Bass klarinet, Bassons dll. Lanjut ke part Sunrise, nadanya mulai naik dan Kenceng benar2 view nya kek Mandangin matahari terbit di gunung gitu  dan lebih banyak instrumen yang main daripada part sebelumnya. Loncat ke bagian auf dem Gipfel(menit ke 25-an),pas pertama kali dengar lagu ini benar2 vibesnya berasa kek di puncak gunung lagi Mandangin bawahnya, subhanallah memang lagu ini. Mulai dari instumen oboe solo lalu dibalas Brass instrumen ex. Trombone, trumpet, dan tuba lalu 8 french horn memainkan nadanya bersahut2an sama string dan wind Section. Ibarat bagian ini itu kek puncak lagunya sih. Pas lagi rame2 nya lagu ini ditambah nada French horn yang membawa ke klimaks lagunya. 


Loncat ke bagian 19, bagian ini diawali dengan Piccolo yang sahut2an dengan bass drum dan timpani buat nyiptain efek gledek sebelum badai. Lalu nadanya mulai mengeras, (banter nek Wong jowo ngarani) 

Dan 

Lagunya menjadi cepat. Dibagian ini juga kerasa unik karena ada Windmachine buat nyiptain efek angin bareng biola, benar2 Gila komposer era romantik...


 


Ending lagu ini nadanya pelan dan tenang (menggambarkan malam yang sunyi dan tenang) dan overall lagu ini bagus banget walau hard listening, dan bagi kalian yang mau mendaki, tidak salah kalo sambil ndengerin lagu ini.


Salam hangat, author.


N. M Habibi 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to " Eine Alpensinfonie (Sebuah Simfoni Alpen) "

Kommentar veröffentlichen